Tingkat Keberlanjutan Permukiman Pesisir Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung

  • Hana Rafifah ITERA
  • Husna Tiara Putri
  • Muhammad Abdul Mubdi Bindar

Abstract

Spatial planning in coastal settlements must be conducted comprehensively and integratedly. This can be achieved through the application of sustainable coastal settlements in line with SDG goal number 11, which emphasizes sustainable cities and communities. Kota Karang Raya Sub-District has a total area of 0.26 km2 with a population of 1,296 households. The settlement extends from inland towards the coast and is characterized by dense, irregular housing arrangements with inadequate facilities. Being directly adjacent to Lampung Bay's coastline, there is a potential for disasters that can threaten the local community. This research aims to determine the level of sustainability of coastal settlements in Kota Karang Raya Sub-District by identifying the existing conditions and analyzing the level of sustainability. The research adopts a deductive-quantitative approach using descriptive analysis and Multidimensional Scaling (MDS) analysis with assessment categories based on Kavanagh and Pitcher. Based on the MDS analysis, the level of sustainability in the coastal settlements of Kota Karang Raya Sub-District falls into the category of less sustainable with an index value of 47,16. This value represents the coverage of sustainability aspects, with environmental and economic sustainability categorized as less sustainable, while social sustainability is considered relatively sustainable.

References

[1] Bengen, D. G. (2001). Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. 29 Oktober-3 November 2001, November, 28–55.
[2] Harahap, F. R. (2013). Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di Indonesia. Society, 1(1), 35–45.
[3] Hidajat, J. T. (2014). Model Pengelolaan Kawasan Permukiman Berkelanjutan di Pinggiran Kota Metropolitan Jabodetabek. Disertasi.
[4] Ilmi, W. Z., Asbi, A. M., & Syam, T. (2021). Identifikasi Karakteristik Kawasan Informal Pesisir Kota Bandar Lampung dan Kerentanan terhadap Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus : Kelurahan Kota Karang dan Kangkung). Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 17(2), 149–167.
[5] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 Tentang Batas Sempadan Pantai, Demographic Research (2016).
[6] Kavanagh, P., & Pitcher, T. J. (2004). Implementing Microsoft Excel Software For Rapfish: A Technique For The Rapid Appraisal of Fisheries Status. Fisheries Centre Research Reports, 12(2).
[7] Manaf, M. (2007). Analisis Pemanfaatan Ruang Di Wilayah Pesisir Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Salayar. Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 4(2), 10–21.
[8] Mirhadi, R. Y., Maryati, S., & Tiara Putri, H. (2021). Keberlanjutan Perumahan Formal di Kecamatan Kemiling Berdasarkan Konsep Ecological Housing. Jurnal Perencanaan Dan Pengembangan Kebijakan, 1(2), 51.
[9] Montoya, J., Cartes, I., & Zumelzu, A. (2019). Indicators for Evaluating Sustainability in Bogota’s Informal Settlements: Definition and validation. Sustainable Cities and Society, 53.
[10] Nugroho, A. D. (2019). Kajian pemanfaatan ruang kawasan pesisir studi kasus kawasan permukiman kumuh Kelurahan Padarni Kabupaten Manokwari. Cassowary, 2(2), 128–146.
[11] Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2021-2041, (2021).
[12] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, 3 (2007).
[13] Pertiwi, N. (2021). Implementasi Sustainable Development di Indonesia. Pustaka Ramadhan, 1–134.
[14] Ramdhani, I. N., & Raharjo, W. (2022). Kualitas Perumahan Pada Permukiman Informal Bantaran Sungai Mahakam Di Kampung Wisata Tenun Samarinda. 5, 289–297.
[15] Ristianti, N. S. (2015). Pengembangan Konsep Wisata Apung Kampung Nelayan Pesisir Balikpapan. 1(1), 31–40.
[16] Sudarwanto, B., Pandelaki, E. E., & Soetomo, S. (2014). Pencapaian Perumahan Berkelanjutan ‘Pemilihan Indikator Dalam Penyusunan Kerangka Kerja Berkelanjutan.’ MODUL, 14(2), 105–112.
[17] Susi, S. (2018). Masalah dan Solusi Struktural Mitigasi Bencana Kawasan Pesisir Langsa (Studi Kasus Desa Pusong, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa). Jurnal Samudra Geografi, 1(1), 1–9.
[18] Sutopo, A., Arthati, D. F., & Rahmi, U. A. (2014). Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Kajian Indikator Lintas Sektor, 1–162.
[19] Uddin, N. (2018). Assessing Urban Sustainability of Slum Settlements in Bangladesh: Evidence From Chittagog City. Journal of Urban Management, 7(1), 32–42.
[20] Yonvitner, Susanto, H. A., & Yuliana, E. (2016). Modul 1: Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut. In Universitas Terbuka.
[21] Yunita, I. M., & Wijaya, I. N. S. S. (2021). Tingkat Keberlanjutan Permukiman Kampung Warna-Warni, Kelurahan Jodipan, Kota Malang. Planning for Urban Region and Environment, 10(1), 145–156.
[22] Yusuf, M., Wijaya, M., Surya, R. A., & Taufik, I. (2021). MDS-RAPS Tekniks Analisis Keberlanjutan. CV. Tohar Media.
Published
2024-04-04
How to Cite
RAFIFAH, Hana; PUTRI, Husna Tiara; BINDAR, Muhammad Abdul Mubdi. Tingkat Keberlanjutan Permukiman Pesisir Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, [S.l.], v. 4, n. 1, p. 73-86, apr. 2024. ISSN 2775-0566. Available at: <https://journal.itera.ac.id/index.php/jppk/article/view/1738>. Date accessed: 02 may 2024. doi: https://doi.org/10.35472/jppk.v4i1.1738.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.