PERMASALAHAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA NON HIJAU PADA PERKOTAAN SLEMAN STUDI KASUS KECAMATAN DEPOK
Abstract
Human activity is closely related to open spaces. Non-green open space (RTNH) is a form of public open space that has social, cultural, and environmental conservation functions. The lack of RTNH in the urban area of Sleman, especially in Depok District, occurs due to very high population density and development that is considered very impulsive. The research method used in this research uses critical thinking, using secondary data that is processed and matched with conditions in the field. The results of this study obtained that the high level of development was one of them caused by government programs related to the Fast Growing Strategic Area (KSCT). The overlapping policies make it impossible to make a clear reference to the direction of development in the urban area of Sleman. Therefore, coordination between the central government and local governments is needed in formulating regulations related to RTNH and community synergy so that their implementation is effective.
References
[2] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. (2022). Kabupaten Sleman Dalam Angka 2022 [Laporan Statistik]. Badan Pusat Statistik. https://slemankab.bps.go.id/publication/2020/04/27/16714e3d5593acef2ff33d45/kabupaten-sleman-dalam-angka-2020.html
[3] Corputty, P. (2020). Omnibus Law Sebagai Alternatif Penyembuh Obesitas Regulasi Sektoral. Jurnal Saniri Vol.1 No.1, 44-61.
[4] Hariyawan, D. (2020). Review Pedoman Ruang Terbuka Non Hijau: Perhatikan Aspek Sustainability dan Aspek Lokal. Retrieved from https://tataruang.atrbpn.go.id/Berita/Detail/3899
[5] Hermawan, A. (2015). Tingkat Keberhasilan Program Peningkatan Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terhadap Pemanfaatan Taman Kota di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Jurnal Pembangunan WIlayah dan Kota Vol.11 No.3, 261-271.
[6] Indriastuti, M., & Sukmono, H. A. (2018). Analisis Kepadatan Bangunan Menggunakan Interpretasi Hibrida Citra Satelit Landsat Di Kecamatan Ungaran Timur Dan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun 2009-2018. Jurnal Geodesi Undip, 167-175.
[7] Karyono, T. H. (2010). Green Architecture: Pengantar pemahaman arsitektur hijau di Indonesia: Rajawali Pers.
[8] Peraturan Daerah Sleman. (2021). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2021-2041 Nomor 3
[9] Peraturan Gubernur. (2019). Tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Sleman, Kapanewon Depok Nomor 6.1. Yogyakarta
[10] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. (2009). Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Di Wilayah Kota/ Kawasan Perkotaan Nomor : 12/PRT/M/2009. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
[11] Prawesti, S. A., Purnomo, D., & Hadiwijoyo, S. S. (2021). Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Sebagai Representasi Ruang Sosial DI Kawasan Kumuh (Studi Wilayah Pancuran Kota Salatiga). Jurnal Analisa Sosiologi.
[12] Sary, R. K. (2018). Analisis Fungsi Utama Ruang Terbuka Non Hijau Publik Di Pelataran Benteng Kuto Besar Palembang. Jurnal Arsir Vol.1.
[13] Soewondo, S. (1996). Stress factors in modern urban life styles: an Indonesian perspective. Asia Pacific journal of clinical nutrition, 5(3), 135-137.
[14] Subkhi, W. B., & Mardiansjah, F. H. (2019). Pertumbuhan dan Perkembangan Kawasan Perkotaan di Kabupaten: Studi Kasus Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 105-120.
[15] Syahid, A. (2021). Paradigma Humanis Pelayanan Publik Pada Kebijakan Laranagan Mudik 2021 Di Pelabuhan Bakauheni Lampung. Journal of Governance and Policy Innovative Vol.1 No.2, 120-128.
