Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pembuatan Bio-Mol Segabai Solusi Penanganan Limbah Ternak Pada Kelompok “Mulia Farm”

  • Zunanik Mufidah Institut Teknologi Sumatera

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan di Kecamatan Gedung Tataan, Kabupaten Pesawaran pada kelompok “Mulia Farm”.  Limbah kotoran ternak, urine, dan sisa pakan menjadi kendala utama pada usaha peternakan yang dirintis oleh kelompok “Mulia Farm”. Hal ini dikarenakan bau yang menyengat, serta mencemari lingkungan sekitar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan pembuatan Bio-Mol atau mikroorganisme local. Mikroorganisme local digunakan sebagai starter atau bioaktivator untuk mempercepat proses penguraian limbah ternak. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan sosialisasi dan simulasi langsung pembuatan Bio-Mol. Bahan baku yang digunakan yaitu limbah organik yang berasal dari lingkungan sekitar, seperti limbah sayur dan buah, air cucian beras, serta gula tetes. Bio-MOL siap digunakan setelah 14 hari proses fermentasi. Bio-MOL dapat diaplikasikan dengan meneteskan langsung ke kotoran ternak. Anggota kelompok dapat membuat Bio-MOL secara mandiri karena cara pembuatan yang relatif mudah dan bahan baku yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar. Pembuatan Bio-MOL sebagai solusi penanganan limbah ternak sangat tepat diimplementasikan pada kelompok “Mulia Farm”. Dengan demikian usaha peternakan dapat terus dikembangkan dengan tidak mengganggu masyarakat sekitar dan dapat mengurangi pencemaran udara serta lingkungan.

References

[1] S. Latifah, M. C. Tobing dan T. Martial, Pupuk Organik Kompos, Medan: CV. Kiswatech, 2014.
[2] Nisandi, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Yayasan Mutiara, 2007.
[3] R. Suciati, “Efektifitas Media Pertumbuhan Maggots Hermetia illucens (Lalat Tentara Hitam) sebagai Solusi Pemanfaatan Sampah Organik,” Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi, vol. 2, no. 1, pp. 8-13, 2017.
[4] T. Nur, A. R. Noor dan M. Elma, “Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Sampah Organik Rumah Tangga dengan Penambahan Bioaktivator EM 4 (Effective Microorganisms),” Konversi, vol. 5, no. 2, pp. 44-51, 2016.
[5] H. Suwito, “Membuat Pupuk Kompos Cair,” Jakarta: Agromedia Pustaka, 2007.
[6] A. Kurniawan, “Produksi MOL (Mikroorganisme Lokal) dengan Pemanfaatan Bahan-Bahan Organik yang ada di Sekitar,” Hexagro, vol. 2, no. 2, pp. 36-44, 2018
[7] C. S. Utama, B. Sulistyanto, dan B. E. Setiani, “Profil Mikrobiologis Pollard yang Difermentasi dengan Ekstrak Limbah Pasar Sayur pada Lama Peram yang Berbeda,” Agripet, vol. 13, no. 2, pp. 26-30, 2013.
[8] Yuwono, “Kecepatan Dekomposisi dan Kualitas Kompos Sampah Organik,” Inovasi Pertanian, vol. 4, no. 2, pp. 9-17, 2006.
[9] R. A. Hadi, “Pemanfaatan MOL (Mikroorganisme Lokal) Dari Materi Yang Tersedia di Sekitar Lingkungan,” Agroscience, vol. 9, no. 1, pp. 93-104, 2019.
[10] Y. Y. Indriani, “Membuat Kompos Secara Kilat,” Jakarta: Penebar Swadaya, 2002.
Published
2021-11-22
How to Cite
MUFIDAH, Zunanik. Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pembuatan Bio-Mol Segabai Solusi Penanganan Limbah Ternak Pada Kelompok “Mulia Farm”. TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 118-125, nov. 2021. ISSN 2807-1751. Available at: <https://journal.itera.ac.id/index.php/teknokreatif/article/view/521>. Date accessed: 29 mar. 2024. doi: https://doi.org/10.35472/teknokreatif.v1i2.521.