Pengembangan Produk Nugget Bekasam Sebagai Pengembangan Produk Unggulan Daerah Lampung
Abstract
Bekasam merupakan salah satu produk fermentasi yang umumnya menggunakan ikan air tawar, melalui proses penggaraman serta pemberian sumber karbohidrat berupa nasi yang akan dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat Lactobacillus sebagai bakteri utama dalam proses fermentasi alami. Hingga saat ini bekasam masih kurang digemari oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan bekasam memiliki aroma amis yang kuat setelah fermentasi dan warna yang kurang menarik. Oleh karena itu diperlukan innovasi produk lanjutan dari bekasam yang dapat mengatasi bau amis dan meningkatkan warna agar lebih menarik misalnya mengolah bekasam menjadi nugget. Kegatan pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan produk olahan bekasam. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat diantaranya pelatihan, demonstrasi proses produk olahan nugget bekasam, dan pengujian respon masyarakat. Pelaksanaan pelatihan pengembangan produk nugget bekassam dilaksanakan di Coffee and Resto Cikwo, Bandar Lampung yang diikuti oleh mitra dan pekerja restoran. Alur pelaksanaan pengabdian masyarakat terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan pengujian respon masyarkaat terhadap produk nugget bekasam. Berdasarkan hasil uji hedonik, masyarakat dinilai dapat menerima produk nugget bekasam dan cenderung lebih menyukai nugget bekasam dibandingkan bekasam tradisional pada parameter tekstur dan rasa.
References
[2] B. P. S. [BPS], “Produksi Perikanan Tangkap.” Badan Pusat Statistik, Lampung, 2020.
[3] R. Yenrina, Metode Analisis Bahan Pangan Dan Komponen Bioaktif. 2015.
[4] S. Lestari, R. Rinto, and S. B. Huriyah, “Peningkatan Sifat Fungsional Bekasam Menggunakan Starter Lactobacillus acidophilus,” J. Pengolah. Has. Perikan. Indones., vol. 21, no. 1, pp. 179–187, 1970, doi: 10.17844/jphpi.v21i1.21596.
[5] R. Rinto, H. Herpandi, I. Widiastuti, S. Sudirman, and M. P. Sari, “Analisis Bakteri Asam Laktat dan Senyawa Bioaktif selama Fermentasi Bekasam Ikan Nila (Oreochromis niloticus),” agriTECH, vol. 42, no. 4, p. 400, 2022, doi: 10.22146/agritech.70500.
[6] U. I. N. Raden, I. Lampung, L. H. Endro, S. Sukarame, and B. Lampung, “UIN Raden Intan Lampung, Jl. Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung Telp. (0721) 703260 e-mail:,” vol. 9, no. 1, pp. 84–99, 2018.
[7] B. N. Arfianty, S. Farisi, and C. N. Ekowati, “Dinamika Populasi Bakteri Dan Total Asam Pada Fermentasi Bekasam Ikan Patin ( Pangasius hypopthalmus ) Bella Noor Arfianty , Salman Farisi , dan Christina Nugroho Ekowati,” J. Biol. Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, vol. 4, no. 2, pp. 43–49, 2017, [Online]. Available: https://jurnalbiologi.fmipa.unila.ac.id/index.php/jbekh/article/download/133/118
[8] R. Sahara, “Pengaruh Variasi Konsentrasi Bubuk Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Dan Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap Organoleptik Bekasam Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus),” Skripsi Univ. Islam Negeri Raden Intan Lampung, p. 18, 2019.
[9] A. Jeklin et al., “Pengembangan Potensi Budi Daya Dan Pengelolaan Lele Olahan Membawa Sejahtera Sebagai Strategi Penguatan Usaha Ekonomi Kelompok Masyarakat Di Kelurahan Sukamoro Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin,” Communnity Dev. J., vol. 4, no. 15018, pp. 1–23, 2016.
[10] E. Mulyana, F. Sjarkowi, M. Yamin, N. E. Putri, and D. O. Harliani, “Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Dengan Modifikasi Bekasam Aneka Rasa Di Desa Meranjat II Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Community Empowerment Training With Modification Of Various Taste Bekasam In Meranjat II Village Of Indralaya District South Of Ogan Ilir Regency,” pp. 2326–2330.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.