Edukasi Pengolahan Pangan Guna Mengurangi Prevalensi KEK dan Anemia pada Siswi di SMAN 1 Seputih Agung
Abstract
Desa Simpang Agung merupakan salah satu desa di provinsi Lampung yang masih menghadapi masalah gizi berupa stunting. Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Periode sebelum kehamilan merupakan waktu yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya stunting, dengan pencegahan kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia. Program pengabdian masyarakat dilakukan pada siswi SMAN 1 Seputih Agung yang berada di desa Simpang Agung. Metode pengabdian berupa edukasi pada remaja putri terkait dengan pengolahan pangan fungsional sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan praktik masyarakat desa terhadap KEK, anemia, dan pangan pencegahannya, dengan target jangka panjang untuk mengurangi prevalensi KEK dan anemia dalam upaya pencegahan bayi lahir stunting. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, terjadi peningkatan pengetahuan mitra mengenai kaitan anemia, KEK, dan pangan terkait masalah tersebut.
Downloads
References
[2] Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Mengenal Stunting dan Gizi Buruk: Penyebab, Gejala dan Mencegah [internet]. 2018 [Disitasi pada 13 Februari 2022]. Pada: https://promkes.kemkes.go.id/?p=8486
[3] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar; 2018.
[4] UNICEF. Ringkasan kajian gizi Oktober 2012. Jakarta; 2012.
[5] Association of State Public health Nutritionists. Preconception Health: The Role of Nutrition. 2015;1–10.
[6] Adiputra KP, Pinatih IGNI, Seriani L. “Perbedaan persiapan prakonsepsi ibu hamil primigravida yang mengalami kurang energi kronik dan tidak kurang energi kronik di Puskesmas Gianyar 1 periode Januari-Agustus 2017,” E- Jurnal Medika Udayana, 7(3), pp. 121–124, 2018.
[7] Widodo MD, Candra L, dan Rialita F. 2019. “Determinan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Reteh Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2019,” Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan, 9(2), pp. 88-98, 2019.
[8] Ma Q, Zhang S, Liu J, Wang Q, Shen H, Zhang Y, et al. “Study on the prevalence of severe anemia among non-pregnant women of reproductive age in rural China: a large population-based cross-sectional study,” Nutrients, 9(1298), pp. 1–15, 2017.
[9] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta; 2018.
[10] Oktaviani I, Rahmawati D, dan Nataya Y. “Prevalensi dan faktor risiko anemia pada anak di negara maju,” Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(4), pp. 218-226, 2021. doi: 10.26714/jkmi.16.4.2021.218-226.
Copyright (c) 2024 TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.