ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DAN PARIWISATA BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DENGAN METODE SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) DI DAERAH KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON
Abstract
Lahan adalah sumber daya yang terbatas dan harus dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Kecamatan Nusaniwe memiliki potensi sumber daya geologi dan rawan akan bencana geologi, sehingga diperlukan analisis kesesuaian lahan terutama untuk permukiman dan pariwisata. Beberapa hal yang menjadi alasan penelitian ini dilakukan antara lain; pembangunan permukiman pada Kecamatan ini belum merata, terdapat banyak lokasi pariwisata dan morfologinya di dominasi oleh lereng yang curam dan pesisir pantai. Penelitian ini menggunakan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) untuk menganalisis kesesuaian lahan permukiman dan pariwisata. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa lahan yang sesuai untuk dijadikan lokasi pembangunan permukiman, antara lain; 0.7 km² di Desa Amahusu, 1.25 km² di Negeri Nusaniwe, 1.5 km² di Desa Latuhalat, 0.07 km² di Kelurahan Waihaong, 2.04 km² di Negeri Urimessing, 0.2 km² di Kelurahan Mangga Dua, 0.1 km² di Kelurahan Urimessing, 0.45 km² di Kelurahan Kudamati, 0.41 km² di Negeri Seilale, 0.6 km² di Kelurahan Benteng, dan 0.32 km² di Kelurahan Nusaniwe. Sedangkan untuk pariwisata terdapat empat lokasi yang cukup sesuai dan memiliki nilai keragaman geologi (geodiversity) yaitu Bukit Paralayang, Pantai Pintu Kota, Pantai Tanjung Nusaniwe dan Pantai Batu Lubang. Keempat lokasi ini berpotensi untuk dilakukan pengembangan geopark pada kawasan wisata tersebut.