https://journal.itera.ac.id/index.php/jipad/issue/feedJournal of Infrastructure Planning and Design2022-12-21T06:01:19+00:00Reza Asriandi Ekaputra, S.T., M.T.[email protected]Open Journal Systems<p> <img src="/public/site/images/awanbkl/JIPADcoverNew2.png" alt=""></p> <p align="justify"><strong>Journal of Infrastructure Planning and Design (JIPAD)</strong> is a scientific publication media that publishes articles from the result of research or studies in Civil Engineering's, focusing on structure, construction management, water resource, transportation, and geotechnical engineering. This journal publishes twice a year, January and July. Journal of Infrastructure Planning and Design (JIPAD) is fully supported by the Civil Engineering Study Program of Institut Teknologi Sumatera. This scientific publication is open to academics, non-academics, and the general public who will publish their research results in the field of Civil Engineering.</p>https://journal.itera.ac.id/index.php/jipad/article/view/857Analisis Nilai Penurunan dan Faktor Keamanan Pada Perbaikan Tanah Dasar Metode Deep Cement Mixing2022-12-21T01:36:31+00:00M Wahyu Nugraha[email protected]Erdina Tyagita Utami[email protected]Julita Hayati[email protected]<p>Konstruksi di Indonesia yang sering dijumpai berada di atas tanah lunak memiliki masalah yaitu penurunan. Kondisi tersebut mengharuskan dilakukannya perbaikan pada tanah lunak tersebut. Banyak metode perbaikan tanah lunak yang bisa dilakukan, salah satunya ialah metode <em>deep cement mixing</em>. Fungsi utama dari penggunaan perbaikan metode ini ialah mengurangi penurunan di bawah timbunan. Ada berbagai macam pola penggunaan <em>deep cement mixing</em>, namun pola yang digunakan dalam penelitian ini ialah pola persegi. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Program Elemen Hingga 2D. Pemodelan <em>deep cement mixing</em> dilakukan dengan berbagai jenis variasi jarak (1,5 m; 2,0 m dan 2,5 m) dan persentase campuran semen (2,5%; 5,0%; 7,5%; 10,0%; 12,5%; 15,0%) yang diberi beban timbunan batubara setinggi 18 meter yang diasumsikan berbentuk beban merata. Pemodelan menggunakan metode elemen hingga 2D tanpa menggunakan perbaikan <em>deep cement mixing</em> menghasilkan nilai penurunan sebesar 3,11 meter dengan waktu konsolidasi 8.787 hari. Hasil pemodelan yang telah dilakukan menggunakan program elemen hingga menunjukkan bahwa perbaikan <em>deep cement mixing</em> dapat mengurangi penurunan dari 17,04% hingga 97,41% serta waktu konsolidasi dari 2,64% hingga 89,64%. Variasi perbaikan <em>deep cement mixing</em> yang paling optimal berada pada variasi jarak 1,5 meter dengan persentase campuran semen 7,5% menghasilkan pengurangan nilai penurunan sebesar 96,90% yaitu 0,10 meter dengan waktu konsolidasi berkurang sebesar 88,82% selama 982 hari serta pada variasi perbaikan dengan jarak 2,0 meter dengan persentase campuran 12,5% menghasilkan pengurangan nilai penurunan sebesar 90,06% yaitu 0,31 meter dengan waktu konsolidasi berkurang 83,97% selama 1408 hari.</p>2022-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2022 Journal of Infrastructure Planning and Designhttps://journal.itera.ac.id/index.php/jipad/article/view/970Penanganan Jalan Berdasarkan Data Visual Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI)2022-12-21T01:35:39+00:00Galih Rio Prayogi[email protected]Michael Michael[email protected]<p>Kerusakan jalan merupakan permasalahan prasarana perhubungan darat yang sering kali dijumpai. Jalan Terusan Ryacudu merupakan salah satu akses Gerbang Tol Kota Baru Trans Sumatera dan akses untuk civitas akademika ITERA. Sebagai upaya dalam pemeliharaan kondisi jalan, perlu dilakukan penilaian kondisi jalan secara teratur. Penilaian kondisi jalan Terusan Ryacudu, dilakukan dengan metode visual. Data-data yang dibutuhkan yaitu data jenis dan dimensi kerusakan. Metode yang digunakan untuk penilaian kondisi jalan yaitu metode PCI. Hasil perhitungan penilaian kondisi perkerasan lentur jalan Terusan Ryacudu ruas jalan Ryacudu-Kota Baru dengan 95 unit sampel diperoleh nilai PCI rata-rata 71,82%. Dalam mengetahui jenis penanganan berdasarkan metode PCI, dihasilkan kesimpulan dari metode PCI yaitu segmen I terdiri dari unit sampel 1-26 dengan pemeliharaan rutin/berkala, segmen II terdiri dari unit sampel 27-52 dengan pemeliharaan rekonstruksi, segmen III terdiri dari unit sampel 53-73 dengan pemeliharaan rutin, dan segmen IV terdiri dari unit sampel 74-95 dengan pemeliharaan rutin/berkala.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> <em>Pavement Condition Index</em> (PCI), Kerusakan Jalan, Pemeliharaan Jalan<em>.</em></p>2022-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2022 Journal of Infrastructure Planning and Designhttps://journal.itera.ac.id/index.php/jipad/article/view/984Analisis Perbaikan Tanah Lunak Metode Preloading dan Preloading Kombinasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) dengan Variasi Panjang PVD (Studi Kasus: Pembangunan Jalan Tol Indralaya - Prabumulih)2022-12-21T01:29:40+00:00Reynata Putri Utami[email protected]Erdina Tyagita Utami[email protected]Julita Hayati[email protected]<p>Tanah memiliki peranan penting sebagai pijakan suatu infrastruktur. Tanah lunak memiliki karakteristik yang kurang baik, daya dukung rendah, kemampuan mengalirkan dalam waktu yang lama, serta sifat kompresibilitas tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tanah lunak maka perlu diadakan pembebanan awal (<em>preloading</em>) dan <em>Prefabricated Vertical Drain</em> (PVD). Proyek pembangunan Jalan Tol Seksi Simpang Indralaya-Prabumulih STA -0+030 memiliki tanah lunak dengan kedalaman 22 m sehingga perbaikan tanah perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini yaitu menghitung besarnya penurunan tanah, menganalisis perbandingan lama waktu konsolidasi tanah akibat <em>preloading</em> serta kombinasi PVD dan <em>preloading</em>, menganalisis besar tegangan ekses air pori tanah secara metode elemen hingga, menganalisis pengaruh dari variasi panjang PVD dengan perbedaan panjang sebesar 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, dan 22 m. Pengolahan data dilakukan dengan menentukan stratifikasi tanah, melakukan perhitungan parameter tanah dan memodelkan seta menganalisis perbaikan tanah. Besar penurunan tanah lunak yang memiliki kedalaman 22 m yaitu sebesar 1,263 m, Pada perhitungan analitis, lama waktu konsolidasi yang diperoleh yaitu sebesar 468 hari. Sedangkan lama waktu konsolidasi yang diperoleh menggunakan program elemen hingga metode <em>preloading</em> yaitu sebesar 473 hari dan metode <em>preloading</em> kombinasi PVD panjang PVD 5 m membutuhkan waktu 323 hari, panjang PVD 10 m membutuhkan waktu 176 hari, panjang PVD 15 m membutuhkan waktu 90 hari, panjang PVD 20 m membutuhkan waktu 52 hari, dan panjang PVD 22 m membutuhkan waktu 32 hari. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pengaruh perbedaan variasi panjang PVD yaitu terdapat pada waktu konsolidasi.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Perbaikan tanah, PVD, <em>preloading</em>, waktu konsolidasi, penurunan, tanah lunak</p>2022-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2022 Journal of Infrastructure Planning and Designhttps://journal.itera.ac.id/index.php/jipad/article/view/985Analisis Perbaikan Tanah Lunak Metode Preloading Kombinasi Prefabricated Vertical Drain dengan Variasi Spasi Pemasangan PVD2022-12-21T01:32:56+00:00Citra Puspita Lestari[email protected]Erdina Tyagita Utami[email protected]Julita Hayati[email protected]<p>Indonesia memiliki banyak daerah yang bertekstur tanah lunak, salah satunya Pulau Sumatera. Jika pada daerah ini memiliki sifat-sifat tanah yang tidak diharapkan dan begitu lunak akan mengalami kerusakan ketika dibangun suatu bangunan. Perbaikan sifat tanah lunak bisa diperoleh melalui beberapa metode perbaikan tanah salah satunya dengan melakukan pengurangan tekanan air pori (<em>preloading </em>dan <em>vertical drain</em>). Studi kasus dilaksanakan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas Simpang Indralaya - Muara Enim Sumatera Selatan. Pada penelitian ini dilakukan analisis perbaikan tanah lunak menggunakan metode analitis dan metode elemen hingga. Analisis spasi PVD berada pada spasi 0,5 m; 1 m; 1,5 m; 2 m; dan 2,5 m serta pola pemasangan antar PVD menggunakan pola segitiga. Analisis timbunan dilakukan dengan perhitungan timbunan bertahap dengan tujuan agar memberikan waktu tanah lunak berkonsolidasi dan memadat sehingga kuat gesernya bertambah. Hasil perhitungan menggunakan analitis didapatkan penurunan sebesar 1,265 m dan elemen hingga mendapatkan penurunan sebesar 1,305 m. Perhitungan analitis waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi 90% tanpa PVD didapat 468 hari. Analisis dengan elemen hingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi maksimum tanpa PVD didapat sebesar 478 hari. Sedangkan dengan menggunakan PVD waktu yang dibutuhkan pada spasi 0,5 m selama 23 hari, spasi 1 m selama 28 hari, spasi 1,5 m selama 30 hari, spasi 2 m selama 32 hari, dan spasi 2,5 m selama 36 hari.</p>2022-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2022 Journal of Infrastructure Planning and Designhttps://journal.itera.ac.id/index.php/jipad/article/view/1014Analisis Perbandingan Kehandalan Data Hujan GSMaP, TRMM, GPM dan PERSIANN Terhadap Data Obsevasi Dalam Rentang Waktu Penelitian 2020 - 20212022-12-21T06:01:19+00:00Ferial Asferizal[email protected]<table width="0"> <tbody> <tr> <td width="718"> <p><strong>Abstract</strong>: The utilization of rain data from satellites can be used at points that are not caught by the observation rainfall measuring station. By comparing satellite rain data and observational rain data from previous studies from 2020 to 2021 in every region in Indonesia, the effectiveness of satellite data can be known. From the studies that have been carried out, it was found that rainfall data from GSMaP has a significant advantage in global research locations over observation data. With 7 (seven) studies using the Pearson correlation method, K-means clustering on blending data, RMSE, direct visual analysis on maps, Standardized Precipitation Index (SPI), descriptive analysis method with reference, field data with statistical average rainfall variability and simulation. Weather Research and Forecasting Advance Research (WRF-ARW) version 4.0 proves the reliability of the data. In addition, research using TRMM data shows the accuracy of observation data in the Central Java area, and also West Papua, while the GPM and PERSIANN rainfall data have accuracy in the East Nusa Tenggara area on a monthly scale. Although it has a fairly good spatial, no research represents the superiority of CHIRPS rainfall data in the range of years from observation.</p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>BMKG, Rain data, GSMaP, Indonesia, Satellite</em></p> <p><strong>Abstrak: </strong>Pemanfaatan data hujan dari satelit dapat digunakan pada titik-titik yang tidak tertangkap oleh stasiun pengukur curah hujan observasi. Dengan dilakukannya perbandingan antara data hujan satelit terhadap data hujan observasi dari penelitian terdahulu dalam rentang waktu tahun 2020 hingga 2021 pada setiap daerah di Indonesia, maka keefektifan data satelit dapat diketahui. Dari kajian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa data hujan dari GSMaP memiliki keunggulan yang cukup signifikan pada lokasi penelitian global terhadap data observasi. Dengan 7 (tujuh) penelitian yang menggunakan metode korelasi pearson, K-means clustering pada data blending, RMSE, analisis penglihatan langsung pada peta, <em>Standardized Precipitation Index</em> (SPI), metode analisis deskriptif dengan referensi, data lapangan dengan variabilitas curah hujan statistik rata-rata dan Simulasi <em>Weather Research and Forecasting Advance Research</em> (WRF-ARW) versi 4.0 membuktikan kehandalan data tersebut. Selain itu penelitian yang menggunakan data TRMM menunjukkan keakuratan terhadap data observasi di daerah Jawa Tengah, dan juga Papua Barat, sedangkan data curah hujan GPM dan PERSIANN memiliki keakuratan pada daerah Nusa Tenggara Timur pada skala bulanan. Meskipun memiliki spasial yang cukup baik, namun belum ada penelitian yang mewakili keunggulan data curah hujan CHIRPS pada rentang tahun pengamatan.</p> <p><strong>Kata Kunci </strong><strong>:</strong> <em>BMKG, Data hujan, GSMaP, Indonesia, Satelit</em></p> </td> </tr> </tbody> </table>2022-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2022 Journal of Infrastructure Planning and Design